SEJARAH
PERJUANGAN RASULULLAH SAW. PERIODE MAKKAH
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW adalah salah seorang
anggota bany hasyim,suku Quraisy.Beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul awal tahun
gajah atau 20 Agustus 570 M.
Menjalang usianya yang ke-40,beliau selalu berkhalwat di Gua Hiro’.Setelah lama berkhalwat.akhirnya pada tanggal 17 Ramadhan 611 M.atas perintah Allah STW malaikat Jibril turun untuk menyampaikan wahyu yang pertama,yaitu surat al-Alaq 1-5.Dengan turunnya wahyu pertama itu,berarti Nabi Muhammad SAW telah dipilih oleh Allah untuk menjadi Nabi & Rasul.Setelah itu malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang ke-2 yaitu surah al-Muddatsir ayat1-7 yang berisi perintah untuk berdakwah..
Menjalang usianya yang ke-40,beliau selalu berkhalwat di Gua Hiro’.Setelah lama berkhalwat.akhirnya pada tanggal 17 Ramadhan 611 M.atas perintah Allah STW malaikat Jibril turun untuk menyampaikan wahyu yang pertama,yaitu surat al-Alaq 1-5.Dengan turunnya wahyu pertama itu,berarti Nabi Muhammad SAW telah dipilih oleh Allah untuk menjadi Nabi & Rasul.Setelah itu malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang ke-2 yaitu surah al-Muddatsir ayat1-7 yang berisi perintah untuk berdakwah..
1.2 Rumusan Masalah
Sejarah Kehidupan dan Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Mekah
1.3 Tujuan
Ø Untuk memenuhi salah satu tugas dari guru mata pelajaran Agama
Ø Agar lebih mengetahui lagi tentang kehidupan dan dakwah Nabi Muhammad SAW periode mekah
Ø Untuk memenuhi salah satu tugas dari guru mata pelajaran Agama
Ø Agar lebih mengetahui lagi tentang kehidupan dan dakwah Nabi Muhammad SAW periode mekah
2.1 Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad s.a.w. adalah anak Abdullah bin Abdul¬ Muttalib. ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kedua orang tua¬nya itu berasal dari suku Quraisy yang terpandang dan mulia. Nabi Muhammad s.a.w. lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah (atau, 20 April 571 Masehi). Dinamakan tahun Gajah, karena ketika beliau lahir, kota Makkah diserbu oleh Raja Brahah dan tentaranya dari negeri Habasyah dengan menunggang gajah. Mereka hendak menghancurkan Ka’bah karena iri hati terhadap¬nya. Tetapi Allah melindungi bangunan suci itu dan seluruh pen¬duduk Makkah, dengan menjatuhkan batu-batu Sijjil (dari neraka) yang amat panas kepada tentara itu. Maka binasalah mereka semuanya.
Ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun, di Makkah terjadi bencana banjir sehingga merusakkan sebagian dinding Ka’bah. Setelah usai bencana, kaum Quraisy beramai-ramai memperbaiki dinding Ka’bah yang runtuh itu. Pada saat pekerjaan telah selesai, clan tinggal Hajar al-Aswad (batu hitam) yang mesti dikembalikan di tempatnya semula, terjadilah perselisihan di antara mereka. Masing-masing suku ingin memperoleh kehormatan dengan me¬letakkan Hajar al-Aswad itu di tempatnya. Hampir saja terjadi per¬tumpahan darah di antara merreka. Tetapi, tiba-tiba salah seorang berkata: “Wahai kaumku, janganlah kalian saling bermusuhan karena ini. Sebaiknya kita tunggu saja esok pagi, siapa yang per¬tama kali datang ke pintu Masjid ini, dialah yang berhak meng¬ambil keputusan.”
Pagi-pagi keesokan harinya, kaum Quraisy mendapati bahwa orang yang pertama kali masuk ke pintu Masjid adalah Nabi Mu¬hammad s.a.w. Maka bersoraklah mereka menyambutnya, karena mereka yakin akan kejujuran pemuda Muhammad. Jadilah Nabi Muhammad s.a.w. sebagai hakim yang memutuskan perkara Hajar al-Aswad itu.
Nabi Muhammad s.a.w. kemudian menggelarkan kain surban¬nya di atas tanah dan meletakkan Hajar al-Aswad di atasnya. Lalu, kepada masing-maing kepala suku, beliau memerintahkan untuk memegang tiap-tiap ujung kain itu dan mengangkatnya. Sampai di atas, beliau lalu mengangkat batu suci dengan tangannya sendiri, dan meletakkannya di tempatnya semula. Dengan cara itu, seluruh kaum Quraisy merasa puas, dan berseru: “Kami rela atas keputus¬an yang dibuat oleh orang yang dipercaya ini!”
Sejak itu, Nabi Muhammad s.a.w. mendapat gelar “Al-Amin”, artinya “Yang Dipercaya”.
Pada usia 40 tahun, Muhammad sering bertahanus di Goa Hira. yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan. Tepat pada tanggal 1-17 madhan datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu yang pertama. Mula-mula Muhammad ketakutan, tubuhnya gemetar melihat kedatangan Malaikat Jibril. Jibril kemudian merangkulnya, ia makin ketakutan, tubuhnya menggigil. Sesudah dilepas Jibril berkata : bacalah!”
“Aka tidak bisa membaca!”Jawab Muhammad
Jawaban itu diulang hingga tiga kali. Akhirnya ia berkata kepada Jibril : “Apa yang kubaca?”
Kemudian Jibril membacakan suratt Al-Alaq dari ayat 1-5., Sesudah itu ia pulang ke rumah dengan tubuh gemetar. la disambut Istrinya Khadijah yang sangat setia dan memperhatikannya ia diselimuti oleh Khadijah dan dihibur degan kata-kata yang menentramkan jiwanya.
lalu Khadijah pergi berkonsultasi dengan anak pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal. Warakah memberitahukan bahwa yang datang kepada Muhammad itu adalah Jibril yang pernah datang kepada Musa. Jadi Muhammad akan diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul.
Nabi Muhammad s.a.w. adalah anak Abdullah bin Abdul¬ Muttalib. ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kedua orang tua¬nya itu berasal dari suku Quraisy yang terpandang dan mulia. Nabi Muhammad s.a.w. lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah (atau, 20 April 571 Masehi). Dinamakan tahun Gajah, karena ketika beliau lahir, kota Makkah diserbu oleh Raja Brahah dan tentaranya dari negeri Habasyah dengan menunggang gajah. Mereka hendak menghancurkan Ka’bah karena iri hati terhadap¬nya. Tetapi Allah melindungi bangunan suci itu dan seluruh pen¬duduk Makkah, dengan menjatuhkan batu-batu Sijjil (dari neraka) yang amat panas kepada tentara itu. Maka binasalah mereka semuanya.
Ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun, di Makkah terjadi bencana banjir sehingga merusakkan sebagian dinding Ka’bah. Setelah usai bencana, kaum Quraisy beramai-ramai memperbaiki dinding Ka’bah yang runtuh itu. Pada saat pekerjaan telah selesai, clan tinggal Hajar al-Aswad (batu hitam) yang mesti dikembalikan di tempatnya semula, terjadilah perselisihan di antara mereka. Masing-masing suku ingin memperoleh kehormatan dengan me¬letakkan Hajar al-Aswad itu di tempatnya. Hampir saja terjadi per¬tumpahan darah di antara merreka. Tetapi, tiba-tiba salah seorang berkata: “Wahai kaumku, janganlah kalian saling bermusuhan karena ini. Sebaiknya kita tunggu saja esok pagi, siapa yang per¬tama kali datang ke pintu Masjid ini, dialah yang berhak meng¬ambil keputusan.”
Pagi-pagi keesokan harinya, kaum Quraisy mendapati bahwa orang yang pertama kali masuk ke pintu Masjid adalah Nabi Mu¬hammad s.a.w. Maka bersoraklah mereka menyambutnya, karena mereka yakin akan kejujuran pemuda Muhammad. Jadilah Nabi Muhammad s.a.w. sebagai hakim yang memutuskan perkara Hajar al-Aswad itu.
Nabi Muhammad s.a.w. kemudian menggelarkan kain surban¬nya di atas tanah dan meletakkan Hajar al-Aswad di atasnya. Lalu, kepada masing-maing kepala suku, beliau memerintahkan untuk memegang tiap-tiap ujung kain itu dan mengangkatnya. Sampai di atas, beliau lalu mengangkat batu suci dengan tangannya sendiri, dan meletakkannya di tempatnya semula. Dengan cara itu, seluruh kaum Quraisy merasa puas, dan berseru: “Kami rela atas keputus¬an yang dibuat oleh orang yang dipercaya ini!”
Sejak itu, Nabi Muhammad s.a.w. mendapat gelar “Al-Amin”, artinya “Yang Dipercaya”.
Pada usia 40 tahun, Muhammad sering bertahanus di Goa Hira. yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan. Tepat pada tanggal 1-17 madhan datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu yang pertama. Mula-mula Muhammad ketakutan, tubuhnya gemetar melihat kedatangan Malaikat Jibril. Jibril kemudian merangkulnya, ia makin ketakutan, tubuhnya menggigil. Sesudah dilepas Jibril berkata : bacalah!”
“Aka tidak bisa membaca!”Jawab Muhammad
Jawaban itu diulang hingga tiga kali. Akhirnya ia berkata kepada Jibril : “Apa yang kubaca?”
Kemudian Jibril membacakan suratt Al-Alaq dari ayat 1-5., Sesudah itu ia pulang ke rumah dengan tubuh gemetar. la disambut Istrinya Khadijah yang sangat setia dan memperhatikannya ia diselimuti oleh Khadijah dan dihibur degan kata-kata yang menentramkan jiwanya.
lalu Khadijah pergi berkonsultasi dengan anak pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal. Warakah memberitahukan bahwa yang datang kepada Muhammad itu adalah Jibril yang pernah datang kepada Musa. Jadi Muhammad akan diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul.
2.2 Langkah dakwah Nabi Muhammad SAW
Dengan turunnya wahyu ke-2,mulailah
Rasulullah melakukan dakwah islam.Langkah pertama yang dilakukan adalah
berdakwah secara diam-diam dilingkungan keluarga terdekat.Mula-mula
istrinya,lalu sepupunya Ali bin Abi Thalib kemudian Abu Bakar,Zaid,Ummu
aiman,Ustman bin Affan,Zubair bin Awam,Abdurrahman bin’Auf,Sa’ad bin Abi
Waqosh,Tholhah bin Ubaidillah,Abu Ubaidillah bin Jarrah,Al-Arqom bin Abi
al-Arqom dll.Mereka di kenal dengan sebutan Assabiqunal Awwalun,yakni
orang-orang yang pertama masuk islam.
Setelah beberapal lama Rasulullah melakukan dakwah secara rahasia,maka turunlah Allah agar melakukan dakwah secara terbuka dihadapan umum.Kemudian beliau mengadakan pertemuan dengan penduduk Mekkah yang dilakukan di Bukit Shafa.Setelah Nabi Muhammad berpidato,kaum Quraisy tidak peduli & berusaha menentangnya habis-habisan.Meskipun begitu,Rasulullah terus berdakwah tanpa mengenal lelah.Bahkan beliau terus menegakkan risalah Allah di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Setelah beberapal lama Rasulullah melakukan dakwah secara rahasia,maka turunlah Allah agar melakukan dakwah secara terbuka dihadapan umum.Kemudian beliau mengadakan pertemuan dengan penduduk Mekkah yang dilakukan di Bukit Shafa.Setelah Nabi Muhammad berpidato,kaum Quraisy tidak peduli & berusaha menentangnya habis-habisan.Meskipun begitu,Rasulullah terus berdakwah tanpa mengenal lelah.Bahkan beliau terus menegakkan risalah Allah di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
2.3 Strategi perjuangan Nabi
Muhammad SAW
Melihat situasi sosial poltik yang kian memanas di Makkah,maka Nabi Muhammad SAW mulai menyusun strategi untuk pnyelamatan umat Islam dari siksaan orang kafir Quraisy.Strategi tersebut sebagai berikut:
1.Hijrah ke Habsyi yang pertama
2.Hijrah ke Habsyi yang kedua
3,Misi ke Tha’if
4.Perjanjian Aqobah I
5.Perjaijian Aqobah II
2.4 Penaklukkan Kota Makkah
Setelah Islam menjadi besar di kota Madinah, Rasulullah s.a.w. bersama sahabat-sahabat dan seluruh pengikutnya kembali ke kota Makkah, dan merebut kembali kota itu dari tangan kaum kafir Quraisy. Kedatangan kaum Muslimin di Makkah itu berte0at¬an dengan tanggal 10 Ramadhan tahun 8 Hijriah. Ketika itu, turunlah firman Allah SWT kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an yang artinya:
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk ke dalam agama Allah secara berbon¬dong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima Tobat. (S. An Nashr: 1-3)
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. bersama para pengikutnya menghancurkan berhala-berhala yang ada di seputar Ka’bah, sebagaimana firman Allah:
Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (S. Al-Isra’: 81)
Dua tahun setelah penaklukkan Makkah, Nabi Muhammad s.a.w. beserta kaum Muslimin melaksanakan ibadah haji, yang disebut Haji Wada’ (Haji Perpisahan), karena setelah itu beliau meninggalkan umatnya untuk selama-lamanya. Di dalam kesem¬patan terakhir itu, Rasulullah s.a.w. mengucapkan pidato yang amat bernilai di hadapan seluruh kaum Muslimin di Padang Arafah. Pada saat itu, turunlah wahyu Allah yang terakhir, yang artinya:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kurelakan Islam menjadi agamamu." (S. Al- Ma’idah: 3)
2.5 Nabi Muhammad Wafat
Dengan penuh rasa syukur, Nabi
Muhammad s.a.w. mengakhiri tugasnya sebagai seorang Rasul, dengan mengislamkan
se¬luruh penducluk Makkah, Madinah, dan daerah-daerah lain di seputar Jazirah
Arabia. Setelah menderita sakit selama beberapa hari, pada tanggal 12 Rabi’ul
Awwal tahun ke-11 Hijriyah, beliau berpulang ke rahmatullah dalam usia 63
tahun. Nabi Muhammad s.a.w. dimakamkan di kota Madinah. Sebelumnya, beliau
sempat berpesan kepada keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh kaum Muslimin
dengan sabdanya yang termasyhur:
"Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya tidak akan tersesat untuk selama-lamanya, yakni: Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah Rasul-Nya.
"Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya tidak akan tersesat untuk selama-lamanya, yakni: Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah Rasul-Nya.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa nabi Muhammad SAW melakukan strategi dakwah dalam dua bagian yaitu berdakwah secara diam-diam dilingkungan keluarga terdekat.Mula-mula istrinya,lalu sepupunya Ali bin Abi Thalib kemudian Abu Bakar,Zaid,Ummu aiman,Ustman bin Affan,Zubair bin Awam,Abdurrahman bin’Auf,Sa’ad bin Abi Waqosh,Tholhah bin Ubaidillah,Abu Ubaidillah bin Jarrah,Al-Arqom bin Abi al-Arqom dll.Mereka di kenal dengan sebutan Assabiqunal Awwalun,yakni orang-orang yang pertama masuk islam.
Setelah beberapal lama Rasulullah melakukan dakwah secara rahasia,maka turunlah Allah agar melakukan dakwah secara terbuka dihadapan umum.Kemudian beliau mengadakan pertemuan dengan penduduk Mekkah yang dilakukan di Bukit Shafa.Setelah Nabi Muhammad berpidato,kaum Quraisy tidak peduli & berusaha menentangnya habis-habisan.Meskipun begitu,Rasulullah terus berdakwah tanpa mengenal lelah.Bahkan beliau terus menegakkan risalah Allah di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar